Rabu, 11 Januari 2017

Pengertian dan Fungsi Domain Name System (DNS) Server

Pengertian dan Fungsi Domain Name System (DNS) Server

 
dns
Suatu host pada jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) harus memiliki alamat IP agar dapat diakses. Alamat IP yang digunakan sekarang (IP versi 4) dibentuk dalam format angka long integer 32-bit yang dikelompokkan menjadi empat kelompok (untuk setiap kelompoknya masing-masing terdiri dari 8 bit). Bila dalam suatu jaringan TCP/IP memiliki banyak sekali host, maka tidak mudah bagi manusia untuk mengingat alamat-alamat IP yang ada (tentu saja bagi komputer hal ini bukan menjadi masalah). Karena itulah alamat-alamat IP tersebut perlu dipetakan menjadi nama yang dapat diingat manusia secara mudah dengan menggunakan DNS. Misalnya seperti IP Address 222.124.194.11 yang dipetakan menjadi www. unsri.ac.id sehingga lebih mudah diingat.
Dalam teknologi internet sekarang ini, DNS pun merupakan jantung yang sangat berperan penting. Setiap kali kita meggunakan internet dalam kegiatan kita sehari-hari, maka setiap kali itu pula secara tidak langsung kita menggunakan DNS (Domain Name System). Pengunaan DNS didalam internet tersebut meliputi aplikasi email (electronic mail), browsing, ssh/telnet, ftp, maupun aplikasi yang lain yang ada kaitannya dengan internet. Oleh karena itu Pengetahuan dan pengertian tentang DNS merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh operator maupun pengguna internet.

dns infrastruktur

Pengertian Domain Name System (DNS)

Beberapa pengertian mengenai Domain name system adalah sebagai berikut:
  1. Merupakan sistem database yang terdistribusi yang digunakan untuk pencarian nama komputer di jaringan yang menggunakan TCP/IP. DNS mempunyai kelebihan ukuran database yang tidak terbatas dan juga mempunyai performa yang baik.
  2. Merupakan aplikasi pelayanan di internet untuk menterjemahkan domain name ke alamat IP dan juga sebaliknya.
  3. Komputer yang terhubung dan memiliki tanggung jawab memberikan informasi zona nama domain anda, merubah nama domain menjadi alamat IP dan juga memiliki tanggung jawab terhadap distribusi email di mail server yang menyangkut dengan nama domain.
  4. Aplikasi yang membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail.
DNS dapat dianalogikan sebagai pemakaian buku telepon dimana orang yang ingin kita hubungi, berdasarkan nama untuk menghubunginya dan menekan nomor telefon berdasarkan nomor dari buku telepon tersebut. Hal ini terjadi karena komputer bekerja berdasarkan angka, dan manusia lebih cenderung bekerja berdasarkan nama.
Misalkan domain name yahoo.com mempunyai alamat IP 202.68.0.134, tentu mengingat nama komputer lebih mudah dibandingkan dengan mengingat alamat IP. Didalam DNS, sebuah name server akan memuat informasi mengenai host-host di suatu daerah/zone. Name server ini dapat mengakses server-server lainnya untuk mengambil data-data host di daerah lainnya. Name server akan menyediakan informasi bagi client yang membutuhkan, yang disebut resolvers.

Fungsi Utama Sistem DNS

  1. Menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP address) ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah diingat oleh pengguna internet.
  2. Memberikan suatu informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan internet. DNS memiliki keunggulan seperti:
    • Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
    • Konsisten, IP address sebuah komputer boleh berubah tapi host name tidak berubah. Contoh:
      unsri.ac.id mempunyai IP 222.124.194.11, kemudian terjadi perubahan menjadi 222.124.194.25, maka disisi client seolah-olah tidak pernah ada kejadian bahwa telah terjadi perubahan IP.
      – Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.

Konsep dan Hirarki DNS

DNS adalah suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal terhadap suatu data akan segera diteruskan ke seluruh jaringan (internet) dengan menggunakan skema client-server. Suatu program yang dinamakan name server, mengandung semua segmen informasi dari database dan juga merupakan resolver bagi client-client yang berhubungan ataupun menggunakannya.
Struktur dari database DNS bisa diibaratkan dengan dengan struktur file dari sebuah sistem operasi UNIX. Seluruh database digambarkan sebagai sebuah struktur terbalik dari sebuah pohon (tree) dimana pada puncaknya disebut dengan root node. Pada setiap node dalam tree tersebut mempunyai keterangan (label) misalnya, .org, .com, .edu, .net, .id dan lain-lainnya, yang relatif rerhadap puncaknya (parent).Ini bisa diibaratkan dengan relative pathname pada sistem file UNIX,seperti direktori bin, usr, var, etc dan lain sebagainya. Pada puncak root node dalam sebuah sistem DNS dinotasikan dengan “.” atau “/” pada sistem file UNIX.
Pada setiap node juga merupakan root dari subtree, atau pada sistem file UNIX merupakan root direktori dari sebuah direktori. Hal ini pada sistem DNS disebut dengan nama domain. Pada tiap domain juga memungkinkan nama subtree dan bisa berbeda pula, hal ini disebut subdomain atau subdirektori pada sistem file UNIX. Pada bagian subdomainjuga memungkinkan adanya subtree lagi yang bisa dikelola oleh organisasi yang berbeda dengan domain utamanya.

Struktur Database DNS

Struktur DNS Domain Name Space merupakan hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama. Domain ditentukan berdasarkan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut
level yang terdiri dari :
  1. Root-Level Domains : merupakan level paling atas di hirarki yang di ekspresikan berdasarkan periode dan dilambangkan oleh “.”.
  2. Top-Level Domains :berisi second-level domains danhostsyaitu :
    • com : organisasi komersial, seperti IBM (ibm.com).
    • edu : institusi pendidikan, seperti U.C. Berkeley (berkeley.edu).
    • org : organisasi non profit, Electronic Frontier Foundation (eff.org).
    • net : organisasi networking, NSFNET (nsf.net).
    • gov : organisasi pemerintah non militer, NASA (nasa.gov).
    • mil : organisasi pemerintah militer, ARMY (army.mil).
    • xx : kode negara (id:Indonesia,au:Australia)
  3. Second-Level Domains : berisi domain lain yang disebut subdomain.
    Contoh, unsri.ac.id. Second-Level Domains unsri.ac.id bisa mempunyai host www.unsri.ac.id
  4. Third-Level Domains : berisi domain lain yang merupakan subdomain dari second level domain diatasnya. Contoh, ilkom.unsri.ac.id. Subdomain ilkom.unsri.ac.id juga mempunyai host ilkom.unsri.ac.id.
  5. Host Name : domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer. Contohnya, jika terdapat www. unsri.ac.id, www adalah hostname dan unsri.ac.id adalah domain name.

DNS Zone

Terdapat dua bentuk Pemetaan DNS Zone, yaitu:
  • Forward Lookup Zone : Melakukan pemetaan dari nama menuju IP address
  • Reverse Lookup Zone : Melakukan pemetaan dari IP address menuju nama

Forward Lookup Zone

Cara kerja DNS tersebut dengan Forward Lookup Zone dapat kita lihat pada contoh berikut ini. Misal kita browsing di warnet, dan akan menghubungi www. unsri.ac.id . Maka alur kerjanya adalah:
  1. PC kita mengontak Server DNS lokal (biasanya terletak pada jaringan ISP) untuk menanyakan IP Address unsri.ac.id.
  2. Server DNS lokal akan melihat ke dalam cache-nya.
  3. Jika data itu terdapat di dalam cache server DNS server lokal, maka server tersebut akan memberikan alamat IP tersebut ke Browser. Jika tidak, maka server tersebut mengontak server DNS di atasnya (biasanya disebut Root DNS server “.”) untuk mengetahui alamat IP dari name server yang mengelola Top Level Domain .id.
  4. Pada name server yang mengelola Top Level Domain .id, maka server akan menanyakan IP dari name server pengelola domain ac.id.
  5. Kemudian server akan mengontak name server pengelola domain ac.id, disini server akan menanyakan alamat IP dari second level Domain unsri.ac.id.
  6. Setelah mendapatkan IP dari name server pengelola second level Domain unsri.ac.id, Pada name server yang mengelola unsri.ac.id, maka DNS server kita akan menanyakan alamat FQDN dari unsri.ac.id.
  7. Setelah mendapatkan IP dari http://www.unsri.ac.id, maka server akan memberikan alamat IP tersebut ke PC yang me-request tadi, dan membuat cache terhadap alamat yang telah dicari. Sehingga jika ada permintaan lagi untuk mengakses http://www.unsri.ac.id, maka DNS Server akan memberikan alamat yang telah disimpan didalam cache tanpa harus menghubungi server diatasnya. Jadi permintaan terhadap server diatasnya hanya jika alamat yang akan diakses
    belum terdapat pada cache.
  8. Setelah PC mendapatkan alamat IP dari http://www.unsri.ac.id barulah PC tadi bisa mengakses unsri.ac.id

Reverse Domain Server

Di dalam jaringan TCP/IP diperlukan juga pemetaan dari IP address ke hostname.
Pemetaan ini merupakan pemetaan balik dari pemetaan hostname ke IP address yang disebut reverse domain. Tujuannya untuk menyimpan informasi ataupun statistik yang disimpan dalam satu log file. Selain itu juga diperlukan untuk security jaringan (authorization check). Jika menggunakan host table (/etc/hosts) maka pemetaan hostname ke IP address merupakan pemetaan satu ke satu. Resolver akan mencari hostname pada host tabel secara sekuensial. Dengan menggunakan DNS proses pencarian IP address dari suatu hostname dapat dengan mudah dilakukan. Tapi proses pencarian hostname dari suatu host dengan IP address tertentu memerlukan proses pencarian yang cukup lama karena harus dilacak ke seluruh domain name server.
Solusi yang digunakan adalah dengan membuat suatu domain dengan menggunakan IP address sebagai domain. Pada jaringan TCP/IP top level domain yang menggunakan IP address sebagai domain diberi nama in-addr. arpa. Pemberian nama sub domain dibawah top level domain ini mengikuti aturan sebagai berikut:
  • Sub domain dibentuk dengan menuliskan sub domain dalam format representasi IP address dalam bentuk dot-octet.
  • Pembentukan sub domain di bawah top level domain dimulai dari oktet pertama dari IP address (IP address terdiri dari 32 bit=4 oktet) dan sub domain selanjutnya dibentuk dari oktet ketiga dan demikian seterusnya.
    Contoh:
    Sebuah network dengan IP address 222.124.194.XX (Network Klas C, XX = variable 0 s.d. 255) dikoordininasikan oleh DNS server ns1.unsri.ac.id. Agar DNS ini dapat merupakan server untuk reverse domain pada IP address di atas maka reverse domain yang harus dibuat adalah 194.124.222.in-addr.arpa
    Keterangan :
  • Network dengan IP address 222.124.194.XX bila direpresentasikan dalam bentuk dot-octet adalah 222.124.194.
  • Oktet pertama dari IP address network di atas adalah 222, oktet kedua 124, dan octet ketiga 194 maka sub domain di bawah top level domain in-addr.arpa adalah 222.in-addr.arpa. Subdomain berikutnya adalah oktet kedua yaitu 124, maka di bawah sub-domain 222.in-addr.arpa terdapat lagi sub domain 124.222.in-addr.arpa. Kemudian subdomain berikutnya adalah octet ketiga yaitu 180, maka di bawah subdomain 124.222.in-addr.arpa terdapat subdomain 194.124.222.in-addr.arpa.

0 komentar:

Resume Jurnal Sistem Operasi

Resume Jurnal Sistem Operasi

Pencegahan Deadlock pada Alokasi Resource dalam Sistem Operasi Menggunakan Algoritma Greedy
Analisis masalah
 Sistem operasi menangani berbagai fungsi, salah satunya pengalokasian sumber daya. Pada pengalokasian sumber daya dalam sistem operasi sangat mungkin terjadi masalah. Salah satu masalah tersebut adalah deadlock. Karena itu diperlukan cara-cara khusus untuk menanganinya. Selain penangan, dapat juga dilakukan pencegahan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai pencegahan deadlock menggunakan algoritma greedy.
 Bagian yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagian pembagian sumber daya. Sumber daya perlu diatur karena sumber daya tersebut terbatas, sedangkan proses yang membutuhkannya lebih banyak. Tentu saja hal tersebut menimbulkna masalah.
Secara khusus, masalah yang akan dibahasa adalah mengenai deadlock. Masalah deadlock muncul ketika sumber daya tertentu diperlukan oleh 2 proses atau lebih dalam periode yang sama. Penyelesaian masalah tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu perbaikan dan pencegahan. Perbaikan dilakukan apabila deadlock sudah terjadi. Metode ini memiliki beberapa contoh seperti algoritma ostrich, roll back, dan killing proses. Selain itu, permasalahan deadlock bisa dihindarkan dengan cara dicegah. Kita bisa membuat mekanisme sedemikian hingga kejadian deadlock tidak akan terjadi.
Perancangan sistem
Dalam mengalokasikan sumber daya, perlu diperhatikan jumlah sumber daya yang akan diberikan. Selain itu perlu diperhatikan juga proses yang mana yang harus diberikan sumber daya. Apabila sumber daya diberikan ke sembarang proses dalam keadaan tertentu maka akan terjadi deadlock.
Pada makalah ini, permasalah yang akan diangkat adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya agar tidak terjadi deadlock. Hal ini termasuk dalam prevention. Kita mencegah agar deadlock tidak akan muncul. Dalam masalah ini, asumsi yang digunakan adalah:
a. Sumberdaya bersifat non-preamptable
b. Proses dan sumber daya dianggap homogen
Pemasalah yang ada bukanlah permasalahan secara menyeluruh, tetapi merupakan model dari permasalahan yang ada.
Sebagai contoh berikut adalah tabel alokasi sumber daya
Tabel I
Alokasi
Kebutuhan
Proses 1
3
5
Proses 2
2
4
Sisa sumber daya: 1.
Keadaan di atas belum merupakan deadlock, tetapi merupakan keadaan unsafe. Dapat dilihat bahwa dalam pengalokasian selanjutnya, akan terjdai deadlock. Tujuan dari penggunaan algoritma greedy adalah mencegah keadaan tersebut terjadi sehingga dapat menghindarai deadlock.
Berikut ini contoh kedua
Tabel II
Alokasi
Kebutuhan
Proses 1
2
5
Proses 2
2
4
Sisa sumber daya: 2.
Keadaan pada contoh kedua sistem dalam keadaan safe karena dengan pengalokasian yang tepat, maka semua proses pasti dapat diselesaikan. Akan tetapi jika kita salah mengalokasikan sumber daya yang ada maka dapat terjadi deadlock. Apabila kita mengalokasikan sisa sumber daya tersebut pada proses 1 maka akna terjadi keadaan seperti pada contoh satu dan jika dilanjutkan lagi akan terjadi deadlock.
Dapat dilihat dari contoh bahwa perlu cara yang tepat untuk menangani pembagian sumber daya agar tidak terjadi deadlock. Bahkan walaupun dalam keadaan safe sekalipun.
Implementasi
Pada pencegahan masalah ini algoritma greedy digunakan untuk mencari solusi bagaimana cara alokasi yang tidak akan mengakibatkan permasalahan di atas. Apabila kita lihat lebih jauh, kita dapat menemukan elemen greedy dari permasalahan tersebut.
Himpunan kandidat dari permasalahn di atas adalah semua kemungkinan alokasi sumber daya kepada setiap proses. Himpunan kandidat dari contoh pertama pada permasalahn adalah sumber daya dialokasikan ke proses 1 atau ke proses 2.
Himpunan solusinya adalah bentuk alokasi yang diambil setelah mengeksekusi fungsi seleksi terhadap himpunan kandidat yang ada.
Fungsi seleksi yang akan digunakan adalah fungsi yang mencari proses yang membutuhkan alokasi sumber daya paling sedikit. Dengan begitu, kita dapat menyelesaikan proses sebanyak-banyaknya dengan sumber daya yang ada. Dengan demikian diharapkan proses yang harus menunggu sumber daya berjumlah minimal.
Fungsi kelayakan yang akan digunakan adalah melihat apakah dengan alokasi yang dilakukan akan ada proses baru yang dapat terselesaikan. Fungsi akan melihat apabila kandidat yang dipilih dijalankan, apakah akan ada proses yang selesai. Apabila tidak ada proses yang selesai maka alokasi akan ditunda. Hal ini digunakan untuk mencegah deadlock karena kekurangan sumber daya.
Fungsi obyektif dari algoritma ini untuk menyelesaikan proses sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, diharapkan semua proses dapat selesai tanpa terjadi deadlock.
Pengujian
Algoritma greedy yang dibuat digunakan dari awal alokasi sumber daya, yaitu saat semua alokasi pada proses bernilai 0. Agar semua proses pasti dapat terselesaikan, maka jumlah sumber daya minimal yang dimiliki harus lebih besar sama dengan kebutuhan terbesar dari salah satu proses.  Dalam penerapannya, algoritma ini mungkin saja mendapat proses baru yang harus dijalankan. Hal ini tidak menjadi masalah karena proses baru tersebut dapat langsung dimasukkan ke dalam himpunan kandidat.
Pengeksekusian algoritma greedu ini dilakukan setiap kali ada perubahan sumber daya yang tersedia. Jadi setiap ada penambahan atau pengurangan sumber daya, alokasi akan coba dilakukan menggunakan algoritma greedy. Selain itu, algoritma akan dijalankan apabila ada proses baru yang masuk. Jadi setiap ada penambahan proses maka akan dicoba pengalokasian sumber daya. Tentu saja pengalokasian dilakukan dengan algoritma greedy yang sudah dibuat.  Sebagai bahan analisis berikut ini diberikan contoh tabel alokasi
Tabel III
Alokasi
Kebutuhan
P1
0
5
P2
0
10
P3
0
6
Jumlah sumber daya yang tersedia 10.
Total sumber daya : 10.
Dari tabel III algoritma greedy yang akan mencoba mengalokasikan sumber daya yang ada ke salah satu proses. Sesuai dengan fungsi seleksi yang ada, maka kandidat yang akan diajukan adalah P1.
Setelah itu, fungsi kelayakan akan mengecek apakah kandidat yang ada sudah layak. Apabila alokasi dilakukan maka P1 dapat diselesaikan, berarti kandidat tersebut akan dijalankan dan dimasukkan ke dalam fungsi solusi.
Tabel IV
Alokasi
Kebutuhan
P1
5
5
P2
0
10
P3
0
6
Jumlah sumber daya yang tersedia 5.
Total sumber daya : 10.
Dilihat dari tabel IV, setelah alokasi, maka algoritma dijalankan kembali. Fungsi seleksi akan menghasilkan kandidat P3. Akan tetapi P3 tidak memenuhi fungsi kelayakan, karena meskipun diberikan semua sumber daya yang ada, P3 tetap tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu P3 tidak akan dimasukkan ke dalam himpunan solusi.
Setelah P1 selesai maka pengalokasian akan dijalankan kembali. P3 menjadi kandidat untuk dialokasikan. Karena dengan pengalokasian P3 dapat diselesaikan maka P3 akan dimasukkan ke dalam himpunan solusi dan alokasi akan dijalankan. Setelah itu, algoritma akan dijalankan lagi karena terjadi perubahan jumlah sumber daya yang tersedia. Akan tetapi karena P2 tidak memenuhi fungsi kelayakan maka tidak akan dimasukkan ke dalam himpunan solusi dan alokasi tidak akan dilakukan.
Apabila ada proses baru yang masuk, maka proses tersebut aka dimasukkan ke dalam himpunan kandidat seperti yang dapat terlihat dalam tabel V
Tabel V
Alokasi
Kebutuhan
P2
0
10
P3
6
6
P4
0
2
Jumlah sumber daya yang tersedia 4.
Total sumber daya : 10.
Karena ada proses baru yang masuk maka pengalokasian akan dicoba sekali lagi. Fungsi seleksi akan memilih P4 karena membutuhkan alokasi paling sedikit, yaitu 2 dan karena P4 memenuhi fungsi kelayakan maka akan dialokasikan 2 sumber daya kepada P4 dan yang tersisa adalah 2 sumber daya. Algoritma greedy akan dijalankan kembali, tetapi karena tidak ada kandidat yang layak maka tidak akan dilakukan pengalokasian.  Pemilihan fungsi kelayakan dikarenakan jika alokasi tetap dilakukan meski tidak menyelesaikan proses, maka sangat mungkin terjadi masalah jika ada proses baru yang masuk. Misalkan pada lanjutan contoh sebelumnya, sisaalokasi akan dimasukkan ke P2 meskipun tidak menyelesaikan proses, tetapi merupakan proses dengan kebutuhan sumber daya paling sedikit.
Masalah yang timbul adalah terbuangnya sumber daya dan waktu. Misalkan setelah pengalokasian, masuk 1 proses baru. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI
Alokasi
Kebutuhan
P2
2
10
P3
6
6
P4
P5
2
0
2
4
Jumlah sumber daya yang tersedia 0.
Total sumber daya : 10.
Apabila setelah ini P4 selesai, maka P5 tetap harus menunggu P3 selesai baru dapat diselesaikan. Hal ini mengurangi efisiensi waktu. Oleh karena itu isi dari fungsi kelayakan adalah setiap pengalokasian harus ada proses baru yang dapat diselesaikan.  Akan tetapi penggunaan algoritma greedy ini bukan berarti tanpa masalah. Sebagai contoh lihat tabel berikut
Tabel VII
Alokasi
Kebutuhan
P2
0
10
P3
6
6
P5
P6
P7
4
0
0
4
3
5
Jumlah sumber daya yang tersedia 0.
Total sumber daya : 10.
Pada tabel VII masuk 2 proses baru yang membutuhkan alokasi lebih rendah dari P2. Apabila P3 dan P5 selesai maka algoritma greedy akan mengalokasikan sumber daya kepada P6 dan P7. Kemudian ada proses baru yang masuk. Agar lebih jelas akan digambarkan pada tabel VIII.
Tabel VIII
Alokasi
Kebutuhan
P2
0
10
P6
P7
P8
3
5
0
3
5
9
Jumlah sumber daya yang tersedia 2.
Total sumber daya : 10.
Dapat dilihat dari tabel VIII, P2 memiliki kebutuhan alokasi maksimal. Oleh karena itu, apabila ada proses yang belum diselesaikan dan memiliki kebutuhan lebih kecil P2 tidak akan terproses sampai semua proses selesai. Jadi apabila masih ada proses yang sedang dikerjakan atau ada proses baru terus menerus maka P2 akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diselesaikan.
Peristiwa ini disebut starving. Starving adalah peristiwa di mana proses yang memiliki prioritas kecil, dalam hal ini memiliki kebutuhan alokasi paling besar, tidak akan terselesaikan karena tidak mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan. Peristiwa ini harus ditangani lagi dengan cara khusus. Oleh karena itu, algoritma greedy memberikan hasil optimum dalam persoalan ini. Akan tetapi sangat mungkin menimbulkan masalah lain yang harus dihindari juga.
Simpulan
Dalam menjalankan fungsinya, sistemoperasi memiliki beberapa masalah yang dapat muncul. Salah satu masalah dalam pengalokasian sumber daya adalah deadlock. Deadlock dapat dihindari dengan mengaplikasikan algoritma greedy dalam mengalokasikan sumber daya. Algoritma greey dapat menghindarkan deadlock sepenuhnya selama sumber daya yang ada memang mencukupi. Akan tetapi algoritma ini juga masih memiliki kekurangan. Algoritma ini menghilangkan deadlock, Makalah IF3051 Strategi Algoritma – Sem. I Tahun 2011/2012 tetapi memungkinkan terjadinya starving. Jadi algoritma ini dapat digunakan tetapi masih membutuhkan beberapa perbaikan dan penyesuaian.

0 komentar:

Konfigurasi DNS Ubuntu Server 14.04

Konfigurasi DNS Ubuntu Server 14.04

Domain Name System
Pengertian DNS
DNS (Domain Name System) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host atau nama domain dalam bentuk basis data besar (distributed databases) didalam jaringan Internet. DNS menyediakan nama host untuk setiap alamat IP dan mendata setiap server mail (mail exchange) yang menerima Email untuk setiap domain. wikipedia
Atau menurut pengertian saya sendiri mengenai DNS adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mentranslasikan alamat IP (Internet Protocol) ke Domain dan sebaliknya.
Pengertian BIND
BIND (Berkeley Internet Name Domain) adalah sebuah service/package yang berada disebuah server yang digunakan untuk DNS Server.
Berikut saya share tentang cara instalasi dan konfigurasi DNS Server Ubuntu 14.04 LTS:

1. Silahkan buka server anda, bisa langsung live konfigurasi dengan desktop server atau bisa via remote melalui SSH.
2. Setelah itu silahkan masuk sebagai super-user dengan perintah (sudo -i / sudo su / su) contohnya seperti dibawah ini:
luxsmart@luxsmart:~$ sudo -i
3.  Silahkan update dulu sistem server anda.
4. Oke, setelah masuk super-user dan updating sistem server anda, silahkan eksekusi perintah berikut ini untuk menginstal DNS servernya (BIND).
5. File named.conf.options adalah file yang digunakan untuk Caching nameserver. Dimana jika kita konfigurasi file ini maka nanti DNS kita akan ter-cache atau server akan cepat untuk melakukan Query DNS kita.
Silahkan sesuaikan dengan konfigurasi file dibawah ini.
6. Lalukan restart service bind9.
 
7. Tambahkan IP Server DNS anda pada file resolv.conf
root@luxsmart:/# nano /etc/resolv.conf
8. Silahkan uji menggunakan perintah dig.
root@luxsmart:/# dig 172.29.5.200
root@luxsmart:/# dig 172.29.5.200
Jika kita perhatikan perbedaan waktu (Query time) dari pertama 16 msec menjadi 10 msec. Itulah gunanya kita konfigurasi file named.conf.options
Lanjut => => => => => => => No. 9
MASTER DNS
Informasi Server:
Domain : luxsmart.org
Server IP : 172.29.5.200
Hostname : ns1.luxsmart.org
(NB: Sesuaikan Domain, Server IP, Hostname dengan server anda sendiri. Untuk mengubah Hostname silahkan ubah pada file /etc/hostname dan /etc/hosts, kemudian lakukan restart hostname)
PERHATIAN !!!
Untuk melakukan konfigurasi DNS kita harus membuat dua (2) file Zone, yaitu Forward Zone & Reverse Zone.
Forward Zone
a. Buat file db.luxsmart.org dengan mengcopy dari db.local
b. Edit file db.luxsmart.org
(NB: Edit-nya disesuaikan dengan server anda masing-masing)
Reverse Zone
a. Buat file db.172 dengan mengcopy dari file db.127
b. Edit file db.172
(NB: Edit-nya disesuaikan dengan server anda masing-masing)
10. Buka file /etc/bind/named.conf.local
 
 Tulis dari //Forward zone sampai //Reverse Zone
11. Restart service bind9
12. Lakukan pengecekan konfigurasi dengan perintah nslookup 172.29.5.200 / nslookup www.luxsmart.org
13. Konfigurasi sudah selesai, silahkan cek pada client anda. Silahkan lakukan nslookup dari client anda. Apabila bisa resolv dengan IP atau Domain server anda maka konfigurasi berhasil.
Troubleshooting : apabila belum resolv dengan Domain anda silahkan coba isi pengaturan Network IPv4 pada komputer client dan buat DNS Server manual, diisi dengan IP Server anda.
Semoga bermanfaat, apabila ada permasalahan silahkan bertanya pada kolom komentar. Terimakasih...

0 komentar: